Jumat Agung, hari raya umat Kristiani yang dirayakan sebelum Paskah, adalah waktu untuk merenung dan berdoa. Saat para pelaku bisnis bersiap untuk musim ini, penting untuk mendekati Jumat Agung dengan rasa hormat dan pemahaman akan maknanya. Meskipun ini bukan hari raya yang biasanya dikaitkan dengan penjualan besar atau promosi, hari raya ini menawarkan kesempatan unik bagi para pelaku bisnis daring untuk terhubung dengan pelanggan pada tingkat yang lebih dalam dan lebih bermakna.
Mengakui Jumat Agung dalam strategi pemasaran daring Anda dapat membantu Anda membangun hubungan yang lebih kuat dengan audiens berbasis agama, menumbuhkan kepercayaan, dan meningkatkan reputasi merek Anda melalui tindakan kebaikan dan keterlibatan masyarakat. Berbeda dengan hari raya lainnya, Jumat Agung menuntut pendekatan pemasaran yang lebih bijaksana—yang berpusat pada refleksi, rasa syukur, dan memberi kembali.
Berikut ini 10 ide pemasaran daring yang bermakna untuk dipertimbangkan pada Jumat Agung, yang dirancang untuk memikat audiens Anda sekaligus selaras dengan kekhidmatan hari itu.

1. Buat Popup Situs Web Jumat Agung yang Penuh Perhatian
Mengapa Ini Bekerja: A munculan situs web adalah cara yang halus namun berdampak untuk membagikan pesan yang bermakna tanpa mengganggu pengalaman pengguna. Pada Jumat Agung, Anda dapat membuat popup yang tidak mengganggu yang mengundang pengunjung untuk merenungkan makna penting hari itu.
Contoh: Minimalis munculan lightbox dengan ayat Alkitab yang inspiratif atau pengingat tentang pentingnya kebaikan. Pertimbangkan untuk menambahkan tautan ke inisiatif amal atau pesan pembangunan komunitas.
Poptin memungkinkan Anda mendesain pop-up yang dapat disesuaikan dengan mudah yang mempertahankan nuansa liburan sekaligus menawarkan pengalaman pengguna yang lancar. Pesan Jumat Agung yang ditampilkan dengan lembut di situs Anda akan meningkatkan keterlibatan tanpa membuat pengunjung kewalahan.
2. Luncurkan Kampanye Email Jumat Agung
Mengapa Ini Bekerja: Email merupakan alat yang sangat baik untuk menyampaikan pesan yang bijaksana dan personal kepada pelanggan Anda. Daripada memaksakan penjualan atau diskon, kirimkan email yang berfokus pada refleksi dan niat baik.
Contoh: “Renungkan & Berikan Kembali pada Jumat Agung Ini—Begini Cara Anda Dapat Bergabung Bersama Kami.” Bagikan pesan positif dan tawarkan diskon kecil atau sumber daya gratis untuk menunjukkan penghargaan atas dukungan pelanggan Anda.
3. Jalankan Kampanye Daring Berbasis Amal
Mengapa Ini Bekerja: Jumat Agung adalah waktu yang tepat untuk melakukan kegiatan amal. Pertimbangkan untuk menyumbangkan sebagian dari penjualan kepada organisasi nirlaba atau badan amal. Hal ini tidak hanya menunjukkan bahwa bisnis Anda peduli, tetapi juga membangun kepercayaan dalam komunitas Anda.
Contoh: “Untuk setiap pembelian yang dilakukan hari ini, kami akan menyumbangkan 10% ke bank makanan lokal atau lembaga yang dekat di hati kami.” Mempromosikan inisiatif ini di situs web Anda, Buletin email, dan media sosial akan membantu menyebarkan pesan untuk memberi kembali.
4. Bagikan Konten Media Sosial yang Reflektif
Mengapa Ini Bekerja: Media sosial dapat menjadi platform untuk konten yang bermakna dan reflektif, bukan sekadar postingan promosi. Bagikan konten yang selaras dengan tema Jumat Agung—konten yang membangkitkan semangat dan spiritual yang melibatkan pengikut Anda.
Gagasan:
- Posting doa atau ayat suci Jumat Agung.
- Bagikan kisah kebaikan pelanggan atau refleksi anggota tim tentang hari libur.
- Tanyakan kepada para pengikut, “Apa arti Jumat Agung bagi Anda?”
Gunakan Hashtag yang Relevan: Sertakan tagar seperti #GoodFriday untuk memperluas jangkauan Anda dan mendorong interaksi komunitas.
5. Tampilkan Halaman Arahan “Hari Bersyukur”
Mengapa Ini Bekerja: Halaman arahan khusus memungkinkan Anda menyusun konten seputar tema Jumat Agung dan Paskah sambil melibatkan pelanggan. Gunakan ruang ini untuk menampilkan pesan harapan, pembaruan, dan keterlibatan masyarakat.
Termasuk:
- Pesan harapan dan refleksi yang bermakna.
- Formulir pendaftaran email untuk konten Paskah eksklusif atau pembaruan khusus.
- Tautan untuk berdonasi ke tujuan amal atau berpartisipasi dalam inisiatif komunitas.
Ini juga dapat menjadi waktu yang tepat untuk menambahkan formulir popup Poptin untuk menjaring prospek sambil menyelaraskannya dengan tema.
6. Dorong Tindakan Kebaikan melalui Tantangan Media Sosial
Mengapa Ini Bekerja: Dorong pengikut Anda untuk berpartisipasi dalam Jumat Agung dengan melakukan berbagai tindakan kebaikan. Buat tantangan yang berkaitan dengan semangat hari raya tersebut dan undang komunitas Anda untuk memberikan dampak positif.
Contoh: Luncurkan tantangan #ActsOfKindness di mana pengikut dapat berbagi cerita tentang membantu orang lain—entah itu berdonasi ke badan amal, mendukung bisnis lokal, atau membantu tetangga.
Insentif: Tawarkan hadiah kecil seperti diskon atau hadiah gratis bagi mereka yang berpartisipasi. Ini dapat lebih meningkatkan keterlibatan dan menyebarkan niat baik.
7. Adakan Acara Virtual Langsung (Webinar, Sesi Doa, atau Panel)
Mengapa Ini Bekerja: Acara langsung menawarkan kesempatan unik untuk terlibat secara langsung dengan audiens Anda. Anda dapat mengundang tokoh agama, pembicara, atau pemimpin masyarakat untuk membahas makna penting Jumat Agung dan relevansinya dalam kehidupan bisnis dan pribadi.
Contoh: “Momen Refleksi: Kekuatan Iman dalam Bisnis,” di mana para peserta dapat merenungkan nilai-nilai Jumat Agung dan bagaimana nilai-nilai tersebut berhubungan dengan praktik bisnis yang etis.
Promosi: Gunakan email dan media sosial, serta Poptin popup exit-intent, untuk menarik pendaftaran dan meningkatkan kehadiran. Sama seperti yang di bawah ini.

8. Tawarkan Promosi Jumat Agung Minimalis (Jika Ada)
Mengapa Ini Bekerja: Jika bisnis Anda biasanya menawarkan promosi, pertimbangkan untuk menawarkan promosi “Hadiah Jumat Agung” yang kalem dan penuh rasa hormat. Kuncinya adalah membuatnya tetap kalem dan berfokus pada komunitas, bukan agresif.
Contoh: “Hadiah untuk Anda di Hari Jumat Agung: Diskon 15% + 10% Disumbangkan untuk Amal.” Jaga agar visual tetap kalem dan tenang, selaras dengan sifat reflektif dari hari raya tersebut.
9. Sesuaikan Branding Anda untuk Hari Ini
Mengapa Ini Bekerja: Perubahan kecil pada pencitraan merek Anda dapat menunjukkan rasa hormat terhadap kekhidmatan Jumat Agung sekaligus menjaga hubungan dengan audiens Anda. Perubahan kecil pada visual Anda dapat menunjukkan bahwa Anda selaras dengan makna hari itu.
Gagasan:
- Beralihlah ke nada yang diredam pada spanduk situs web, logo, dan kiriman media sosial Anda.
- Ganti konten promosi berenergi tinggi dengan citra bertema Jumat Agung seperti salib, lilin, atau pemandangan alam yang damai.

10. Tawarkan Sumber Daya Digital Gratis (E-book, Panduan Refleksi, atau Wallpaper)
Mengapa Ini Bekerja: Sumber daya digital gratis yang bermanfaat dan selaras dengan tema Jumat Agung dapat mendorong keterlibatan dan menumbuhkan niat baik. Memberikan panduan refleksi atau wallpaper yang inspiratif merupakan tindakan yang bijaksana.
contoh:
- Buku elektronik atau renungan bertema Jumat Agung atau Paskah.
- Wallpaper digital dengan ayat Alkitab yang inspiratif untuk diunduh para pengikutnya.
Gunakan formulir penangkapan prospek untuk mengumpulkan email dan mengirimkan sumber daya ini secara instan, membangun daftar email Anda sambil memberikan nilai.
Baca lebih lanjut: 7 Ide Pop-Up Paskah untuk Meningkatkan Promosi Liburan Anda
Tantangan dan Pertimbangan untuk Kampanye Pemasaran Jumat Agung
Meskipun Jumat Agung menghadirkan kesempatan unik bagi para pelaku bisnis untuk melibatkan pelanggan mereka dengan cara yang bermakna dan penuh rasa hormat, ini juga merupakan waktu ketika upaya pemasaran perlu didekati dengan kehati-hatian dan kepekaan. Karena sifat hari raya yang sakral, ada beberapa potensi jebakan yang harus dihadapi para pelaku bisnis. Di bawah ini, kami membahas beberapa tantangan ini dan menawarkan panduan tentang cara menanganinya secara efektif. Kami juga memberikan rekomendasi yang disesuaikan untuk berbagai jenis pelaku bisnis, yang menyoroti bagaimana masing-masing dapat mendekati kampanye Jumat Agung secara berbeda.
Mengantisipasi Potensi Jebakan
1. Kepekaan terhadap Nada Hari Ini
Jumat Agung bukanlah hari libur yang meriah, dan tidak seperti hari libur yang lebih berorientasi komersial seperti Natal atau Black Friday, hari ini terutama merupakan waktu untuk refleksi, doa, dan ketaatan yang khidmat. Beberapa pelanggan mungkin menganggap promosi yang halus sekalipun mengganggu atau tidak pantas pada hari seperti itu. Bagi para pebisnis, penting untuk berhati-hati dengan nada dan pesan dari setiap upaya pemasaran.
Hal yang Perlu Dipertimbangkan:
- Hindari taktik penjualan agresif: Pada Jumat Agung, sebaiknya hindari pesan-pesan penjualan yang agresif atau promosi yang mencolok. "Obral kilat" atau "penawaran waktu terbatas" bisa dianggap tidak peka terhadap suasana muram hari raya tersebut.
- Hormati penonton: Pastikan setiap kampanye pemasaran menekankan niat baik, refleksi, atau upaya amal daripada taktik yang didorong oleh penjualan.
- Jaga nada bicara tetap sopan: Pilih pesan yang sejalan dengan nilai-nilai Jumat Agung—berfokus pada rasa syukur, kebaikan, atau amal.
Cara Mengurangi Risiko:
- Gunakan pesan yang reflektif atau amal alih-alih berfokus pada diskon. Misalnya, pop-up Jumat Agung dapat menampilkan pesan tentang "merefleksikan nilai-nilai kebaikan dan kasih sayang," alih-alih mendorong penjualan.
- Menawarkan konten bernilai tambah seperti sumber daya yang dapat diunduh gratis (misalnya, panduan refleksi, wallpaper doa) yang tidak secara eksplisit mempromosikan penjualan tetapi menawarkan sesuatu yang berarti bagi pelanggan Anda.
Contoh: Sebuah bisnis dapat mengatakan, "Pada Jumat Agung ini, kami memberi kembali kepada masyarakat" daripada menawarkan diskon 20%. Hal ini menunjukkan rasa hormat terhadap pentingnya hari raya tersebut sekaligus tetap mendorong keterlibatan.
2. Mengelola Harapan Pelanggan untuk Penjualan vs. Niat Baik
Karena Jumat Agung biasanya tidak dikaitkan dengan acara penjualan besar, bisnis mungkin menghadapi tantangan saat mencoba menyeimbangkan niat baik dengan pesan yang berorientasi penjualan. Penting untuk mengelola ekspektasi pelanggan tentang apa yang dapat mereka harapkan dari merek Anda pada hari ini.
Hal yang Perlu Dipertimbangkan:
- Komunikasi yang jelas adalah kuncinya. Jika Anda berencana untuk menawarkan promosi, pastikan promosi tersebut dibingkai sebagai gerakan niat baik atau kampanye yang bertujuan untuk amal. Misalnya, "Sebagian dari hasil penjualan hari ini akan disumbangkan ke badan amal setempat," daripada "Diskon besar-besaran tersedia hanya untuk Jumat Agung."
- Pastikan pesannya selaras dengan nilai-nilai audiens Anda: Beberapa pelanggan mungkin mengharapkan hari yang tenang untuk merenung, bukan penjualan ala “Black Friday”.
Cara Mengurangi Risiko:
- transparan tentang apa yang dapat diharapkan pelanggan. Jika kampanye Anda difokuskan pada pemberian kembali (seperti kampanye donasi), jelaskan hal itu di awal.
- Tetapkan nada lebih awal: Beri tahu audiens Anda melalui email dan kiriman media sosial bahwa inisiatif Jumat Agung Anda adalah tentang refleksi, rasa syukur, dan dukungan terhadap suatu tujuan, bukan promosi komersial.
3. Tantangan Zona Waktu untuk Kampanye Global
Bagi bisnis dengan audiens global, Jumat Agung mungkin diperingati secara berbeda, tergantung pada wilayahnya. Beberapa negara merayakannya sebagai hari libur umum, sementara di negara lain, mungkin tidak terlalu penting secara budaya. Hal ini dapat menyebabkan tantangan zona waktu, terutama saat mencoba mengatur waktu promosi, pop-up, atau konten media sosial untuk mendapatkan keterlibatan yang maksimal.
Hal yang Perlu Dipertimbangkan:
- Beda negara, beda pula perayaannya: Misalnya, Jumat Agung dirayakan secara luas di negara-negara dengan mayoritas penduduk Kristen, tetapi bisnis dengan jangkauan global mungkin ingin menyesuaikan pesan mereka untuk pelanggan di wilayah atau negara non-Kristen di mana hari libur tersebut tidak diakui secara luas.
- Waktu promosi dan pop-up: Anda mungkin ingin menyesuaikan waktu munculnya pop-up, kiriman media sosial, atau kampanye email tergantung pada lokasi audiens Anda untuk memastikan Anda tidak secara tidak sengaja mengirimkan pesan pada waktu yang tidak tepat.
Cara Mengurangi Risiko:
- Rencanakan untuk zona waktu yang berbeda: Gunakan alat penjadwalan untuk merencanakan pengiriman email, posting media sosial, atau aktivasi popup pada waktu yang sesuai bagi audiens Anda di berbagai wilayah. Misalnya, Anda dapat menjadwalkan popup untuk diaktifkan pada pagi hari di satu zona waktu dan sore hari di zona waktu lain.
- Segmentasikan pemirsa Anda: Jika Anda memiliki pelanggan internasional, pertimbangkan untuk mengelompokkan daftar email Anda berdasarkan lokasi dan menyesuaikan pesan Anda sesuai dengan itu. Anda dapat merayakan Jumat Agung bagi audiens di wilayah tempat hari raya tersebut dirayakan, sambil menawarkan promosi musiman umum kepada yang lain.
4. Segmentasi dan Personalisasi Audiens
Pelanggan yang berbeda mungkin memiliki perasaan yang berbeda tentang Jumat Agung, tergantung pada keyakinan atau praktik mereka. Misalnya, beberapa mungkin lebih terbuka untuk berpartisipasi dalam inisiatif amal, sementara yang lain mungkin lebih menyukai pendekatan yang lebih sekuler atau bahkan tidak ada pemasaran sama sekali. Memahami keberagaman audiens Anda sangat penting untuk menghindari keterasingan kelompok mana pun.
Hal yang Perlu Dipertimbangkan:
- Menghormati keyakinan pribadi: Pastikan kampanye Anda dapat dengan mudah diabaikan oleh mereka yang tidak ingin terlibat dengan konten bertema Jumat Agung.
- Pengalaman yang dipersonalisasi: Bergantung pada industri Anda, Anda mungkin ingin menyesuaikan pesan Anda dengan berbagai segmen basis pelanggan Anda. Misalnya, pelanggan yang pernah terlibat dengan inisiatif amal di masa lalu mungkin lebih reseptif terhadap kampanye donasi Jumat Agung.
Cara Mengurangi Risiko:
- Gunakan alat segmentasi: Banyak platform pemasaran email dan alat popup yang memungkinkan Anda mengelompokkan audiens dan mengirim pesan yang disesuaikan berdasarkan perilaku pelanggan sebelumnya.
- Fitur keikutsertaan penawaran: Izinkan pengguna untuk ikut serta dalam jenis konten tertentu, seperti panduan refleksi Jumat Agung atau inisiatif amal, sehingga mereka dapat memilih untuk terlibat dengan konten yang selaras dengan minat mereka.
Rekomendasi untuk Berbagai Industri
Pendekatan terhadap Jumat Agung dalam pemasaran akan berbeda-beda, tergantung pada industri tempat Anda berkecimpung. Berikut ini beberapa rekomendasi khusus untuk membantu berbagai jenis bisnis menjalankan kampanye yang sukses:
1. Bisnis E-Commerce:
Bisnis e-commerce dapat melibatkan pelanggan mereka dengan penuh perhatian pada Jumat Agung, tetapi mereka perlu menyeimbangkan promosi dengan tetap menghormati hari libur tersebut.
Apa yang harus dilakukan:
- Fokus pada kampanye berbasis amal daripada memberikan diskon besar. Misalnya, sumbangkan sebagian penjualan untuk kegiatan sosial lokal dan promosikan melalui email, pop-up, dan media sosial.
- Tawarkan hadiah cuma-cuma yang bermakna yang selaras dengan tema hari raya, seperti renungan Jumat Agung atau sumber daya digital gratis.
- Gunakan pengujian A/B untuk menemukan pesan terbaik yang sesuai dengan audiens Anda tanpa terkesan terlalu memaksa.
Contoh:
Sebuah toko e-commerce mungkin menjalankan kampanye di mana 10% dari penjualan pada Hari Jumat Agung disumbangkan ke bank makanan lokal. Promosi ini dibingkai sebagai "memberi kembali" dan bukan sekadar penjualan.
2. Kedai Kopi Lokal atau Usaha Kecil:
Bisnis lokal, terutama yang melayani audiens yang lebih berorientasi pada komunitas, dapat mengambil pendekatan berbeda terhadap pemasaran Jumat Agung.
Apa yang harus dilakukan:
- Selenggarakan acara di dalam toko atau inisiatif komunitas, seperti mengorganisasikan donasi kopi “bayar ke depan” atau menawarkan hadiah kecil Jumat Agung bagi pelanggan yang memberikan donasi ke lembaga amal setempat.
- Fokus pada refleksi lokal: Menampilkan cerita atau testimoni dari pelanggan atau pemimpin masyarakat setempat tentang bagaimana mereka merayakan Jumat Agung, dan menawarkan promosi khusus yang halus (seperti promosi khusus “bercermin dan bersantai” untuk kopi).
Contoh:
Sebuah kedai kopi mungkin menawarkan "Good Friday Blend" di mana 50% keuntungannya disumbangkan ke lumbung pangan lokal. Mereka dapat mempromosikan inisiatif tersebut dengan memasang tanda yang sederhana dan sopan di kedai dan di media sosial mereka.
3. Organisasi Nirlaba:
Lembaga nirlaba memiliki posisi unik untuk memanfaatkan semangat Jumat Agung untuk kampanye yang berdampak. Mereka dapat menekankan tema pengorbanan, pemberian, dan komunitas, yang selaras dengan nilai-nilai hari itu.
Apa yang harus dilakukan:
- Promosikan kampanye donasi Jumat Agung di mana setiap sumbangan pada Jumat Agung disamakan dengan sponsor atau donatur perusahaan.
- Libatkan audiens Anda dalam konten reflektif dengan berbagi cerita tentang bagaimana organisasi Anda membuat perbedaan di masyarakat.
- Ciptakan kesadaran melalui email dan media sosial dengan berbagi bagaimana orang dapat terlibat dalam tujuan untuk menghormati Jumat Agung.
Contoh:
Sebuah lembaga nirlaba dapat menjalankan kampanye Jumat Agung untuk mengumpulkan dana bagi proyek komunitas lokal, dengan menjadikannya sebagai hari untuk memberi dalam rangka menghormati semangat hari raya tersebut. Mereka dapat menggunakan email dan pop-up untuk mempromosikan kampanye dan mendorong donasi.
Kesimpulan
Jumat Agung menghadirkan kesempatan bagi bisnis daring untuk melibatkan audiens mereka dengan cara yang bermakna dan berbasis komunitas. Meskipun mungkin bukan saatnya untuk taktik penjualan yang agresif, ini adalah momen yang tepat untuk berbagi konten yang bijaksana dan reflektif yang sejalan dengan nilai-nilai audiens Anda. Dengan menawarkan nilai, mendorong refleksi, dan mempromosikan kebaikan, merek Anda dapat membina hubungan pelanggan yang lebih kuat dan lebih loyal, menunjukkan bahwa Anda peduli lebih dari sekadar melakukan penjualan.
Baik Anda membuat pop-up atau formulir pengambilan prospek, Poptin dapat membantu meningkatkan upaya pemasaran Jumat Agung Anda. Mulailah merencanakan pemasaran Jumat Agung Anda hari ini! Coba Poptin secara gratis dan menciptakan kampanye Jumat Agung yang bermakna.